Selamat Tahun Baru 2019, telat ding! wkwkwk..
ini ternyata tahun kemaren aku cuma buat 1 tulisan ya, itu pun puisi..hihi
Well, jadi ini adalah tahun yang sangat luar biasa untukku. Karena 25 hari lagi, aku ga akan menyandang status single lagi. atau sedang bertunangan,bakalan jadi istri seseorang.
.
.
.
OMG 25 HARI LAGI !!!
.
.
.
rasanya masih belum percaya ada di titik ini. bener2 ga percaya..
"Tuhan, beneran nih 25 hari lagi?" mungkin kalo aku jadi Tuhan, aku uda gemez duluan ya ditanyain, wkwkwkw... yah but i feel sooo blessed, Tuhan ga ada habis2nya memberikan pertolongan, memberikan mujizat dalam hidupku, yang aku pengen banget bisa ceritain satu2, huhuhu..
.
.
.
JUJUR..
.
.
.
Sebenernya belom siap.
but aku siap2in, karena emang harus siap.
aku pinginnya masih tahun 2020 aja nikahnya, eh tapi dimajuin 1 tahun,
kalo ga gara2 calon suami mau tugas kerja di luar negeri, mungkin tahun ini statusku masih tunangan orang aja. sebenernya dikasih pilihan, mau ikut ke luar negeri tapi nikahnya dimajuin atau, aku ga ikut tapi tetep nikah, cuma calon suamiku bakal pulang 1 bulan sekali (uda ada fasilitas ini dari kantor) jadi tinggal pilih aja. well, calon suami emang usianya lebih tua 12 tahun dari aku, jadi kalo menurut ilmu kesehatan harus segera nikah dan punya anak, gitu2 lah..browsing deh. Yauda, emang usiaku uda semestinya nikah diumur segini (26 tahun), sebenernya emang uda ideal, cuma aku aja yang masih pengen ini itu.. (bereksperimen dengan pekerjaan yang sekarang: FLORIST) apalagi ini lagi berkembang.. but aku emang lagi ngrasa stuck gitu (maklum orangnya bosenan)* jadi pilihan ke luar negeri aku pilih, harapannya supaya aku punya pengalaman baru, aku bisa belajar hal2 baru, dan nemenin calon suamiku supaya dia ga ilang, gak ding becanda! hahaha.. yah biar sama2 aja, akup paling ga bisa LDR gitu, ga bisa jauh2 trs kelamaan ga ketemu, itu tu ga banget lah. kita selalu komunikasi terus dan usahain seminggu bisa ketemu minimal 3x.
Tepat nanti tgl.9 Februari 2019 aku bakalan jadi seorang Istri, dan jadi calon Ibu. Bagiku ini bukan pilihan yang mudah. ini pilihan yang penuh pergumulan dan doa air mata. Karena bagiku, keluarga itu adalah komunitas kecil yang kalau mereka kompak dan kuat, dampaknya bisa dirasakan sampai ke dunia. Lihat aja Maria dan Yusuf, anaknya cuma 1 itupun bukan dari hubungan sex, tapi dari Roh Kudus. Jadilah keluarga kecil ini Ibu Maria, Pak Yusuf, dan Yesus anak mereka. Emang Bapak dan Ibunya ga banyak diceritakan, tapi yang hidupnya berdampak adalah ANAKNYA.
Aku belom sekolah jadi Istri, kalo ada sekolahnya aku mau daftar!
Aku juga belum sekolah jadi Ibu, kalo ada sekolahnya aku juga mau daftar!
aku ga pingin jadi lulusan abal2, kadang aku kawatir dan takut, bisa ga nanti aku jadi istri yang berkenan di hadapan Tuhan dan suami? bisa ga aku jadi ibu yang berkenan di hadapan calon anakku kelak? gimana nanti kalo aku ga bisa jadi ibu yang baik.. anakku hanya akan jadi manusia biasa yang ga tau apa tujuan hidupnya, anakku hanya akan menjalani hidupnya tanpa menggunakan Firman Tuhan sebagai pedoman hidupnya. anakku tidak memiliki hidup yang berdampak..atau justru karena aku dan suami, dia malah menjadi anak yang buruk di mata semua orang.
kadan aku berdoa "Tuhan, tolong aku.." hanya itu, udah ga bisa ngomong apa2 lagi, karena aku bener2 ga tahu apa yang akan terjadi di hari esok, aku ga tau..aku ga bisa menjamin.. Tapi hanya Tuhan yang menjadi sandaranku, aku berserah penuh kepada Tuhan, aku menyerahkan hidupku, calon suamiku, dan calon anakku kelak. Aku percaya Dia punya rencana yang indah untuk keluarga kecil kami kelak. Walau mungkin kenyataan yang harus kami hadapi mungkin biasa, tidak ada yang istimewa, atau justru yang kami alami adalah hal2 yang tidak biasa dialami orang lain, hal2 yang di luar pemikiran orang lain, apapun itu, aku mau belajar menerima dan taat, karena ujungnya adalah memang hidupku, hidup kami itu bukan milik kami, tapi milik Tuhan, jadi siapakah kami sehingga kami menuntut Tuhan begini dan begitu..
aku mau belajar seperti Ibu Maria, dia mau taat bahkan bilang ke Tuhan "jadilah padaku menurut kehendak-Mu Tuhan" jadi aku pun mau punya iman yang sama. terlepas dari ceritaku di atas, masih banyak hal2 lain yang belum terselesaikan, yaitu masalah ekonomi.
Kalau ada yang mengira aku mau jadi tunangan calon suamiku karena uang, salah besar. bukan itu jawabannya. buktinya kami selalu berusaha mencari vendor dengan biaya yang murah, kami selalu berusaha meminta potongan harga, kami terkadang minta diberi bonus, kami bahkan meminta keringanan supaya kami dapat melunasi saat hari H, bahkan ada beberapa vendor yang kami belum bisa bayar DPnya, aku yang mulai anti dengan kata hutang, sekarang aku harus mulai terbiasa dengan hal itu , karena calon suamiku menggunakan kartu kredit, dan ternyata dia memiliki hutang juga di koperasi (ini bukan buka aib, ini adalah cerita berharga yang aku ceritakan agar siapapun yang membaca ini bisa belajar! dan ga perlu mengalami bagian buruknya) sebetulnya aku berat, sungguh masih berat tentang masalah hutang ini (tapi kita skip aja dulu yang ini ya). Lanjut tentang persiapan nikah..
Kami sebetulnya berencana untuk mengundang keluarga dan teman dekat saja, ga lebih dari 350 undangan, tapi keluargaku berkehendak lain, mereka ingin ada 1000 undangan. Aku dan calon suamiku berdoa Tuhan kita harus taat sama orang tua dan mereka memang menjanjikan untuk membantu biayanya. Rencana inipun akhirnya harus disetujui kami semua, dengan penuh pertimbangan yang alot, kami berusaha menghemat, aku berusaha menghemat, aku sehari2 udah hemat, sekarang harus lebih hemat, can you imagine it? belum lagi calon Mama mertuaku yang ingin pakai baju ungu di acara pernikahanku.. Aku positive thinking, ungu adalah warna kemuliaan. Mamaku yang awalnya ga mau pakai warna ungu, akhirnya mau.. Ini mujizat Tuhan..
Itu masih soal baju, belum lagi masalah yang lain, tentang penentuan tanggal.. aku sama calon suamiku maunya tanggal 19.02.2019 cantik kan tanggalnya, dan itu hari Selasa, dan sewa gedung di Sasana Krida untuk hari selasa 5 juta, tapi karena orang tua minta untuk weekend saja, akhirnya terpilih tanggal 9 itu, dan harga sewa 10,5 juta (2x lipat lebih) bisa dibandingin kan.. 5,5 juta selisihnya itu bisa buat beliin makan udah dapat 200 pax lebih untuk tamuuu..huhuhu sedih aku tu.. tapi yauda aku harus move on. Well hal2 lainnya lagi sebetulnya Gedung, dan orangtua pengennya acaranya di Taman Krida Budaya Sukarno Hata, Malang. Itu bukan gedung ya, tapi pendopo Jawa gitu tapi emang gede parkirannya, dan pinggir jalan raya (fyi Sasana Krida juga pinggir jalan raya, depan Matos), tapi bersyukur banget aku konsultasi ke salah satu vendor dia billang pendoponya bagian dalam itu banyak yang bolong dan bocor, juga sempit, kalo tamu banyak harus tambah tenda2 gitu dan itu mahal banget 15 juta (tendanya aja)* dan kapasitas dalamnya pendopo itu hanya 500 orang, tamu kami nanti sekitar 2000an lebih. Aku datang langsung ke lokasi dan buktikan, and ternyata bener, aku sampaikan ke orang tua tentang hal ini. Puji Tuhan mereka mau mengurungkan niatnya, dan balik ke Sasana Krida. Kami pilih di situ karena permintaan ortu mau yang pinggir jalan raya. Hmmm...aku sebenernya masih worry ortu kayaknya masih pengen di Taman Krida.. tapi aku dan calonku harus tegas, kalo engga kita bakalan over budget banget.
soal catering, ini nih aku cari di instagram pake hashtag #cateringmurahmalang dan muncullah beberapa vendor, tapi ada 1 vendor yang followernya banyak hampir 20.000, dan feeds mereka baru terus tiap hari, ada testimony dari pengantin, dan komen2 aku baca semua mereka bilang enak, aku langsung kasih tau calonku, eh..ternyata kantornya di Surabaya, jadinya kita ke Surabaya waktu itu, harganya terjangkau banget dibandingkan catering di malang, harganya bisa sampe 3-4 kali lipat mahal bener bagi kami.. so aku bersyukur banget ke Tuhan untuk hal ini juga, lagi2 Tuhan tolong, karena jujur aja kita berdua uda beberapa kali datang ke acara pemeran vendor2 pernikahan di Malang dan semuanya menurut kami sangat mahal, ga sesuai dengan budget kami..
(to be continued.....)