Selamat datang! Hidup Berbagi itu indah, sekalipun hanya sebuah tulisan..

Wednesday, May 23, 2012



Monday, May 21, 2012

World Prayer Assembly 2012

World Prayer Assembly - Kota Malang
18 Mei 2012 - Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya Malang
> 5.300 umat Kristiani berkumpul dari berbagai Gereja di kota Malang, bersatu, dan berdoa bersama untuk kota Malang dan negara Indonesia... :)
Pra-WPA 17.00 - 19.00 , WPA - LIVE in Jakarta 19.00 - 20.30


Sunday, May 6, 2012

Si Bisu Menyapaku...

Malam telah larut, mama meminta saya untuk pergi ke toko untuk membeli sesuatu. Setelah saya membeli semua pesanan mama, saya segera pulang.

Di tengah perjalanan saya bertemu dengan seorang wanita paruh baya, namanya Giantini, ia berjalan dengan begitu cepat ke arah sebuah toko sembako, dia adalah salah seorang tetangga saya yang sudah berusia kepala 4 namun belum juga menikah, dulu ia tinggal bersama ibunya, namun setelah ibunya meninggal ia tinggal bersama salah seorang saudaranya yang memiliki 3 anggota keluarga.

Kata nenek hidupnya sangat sengsara, karena saudara-saudaranya sangat membencinya, saya tidak tahu apa penyebabnya, tapi munkgin mereka membencinya karena ia bodoh, tidak bisa bicara. Bahkan nenek pernah bercerita salah seorang saudaranya yang jahat pernah mengerjai dia hingga jari manis tangan kirinya putus.

Saya masih ingat betul, dulu waktu saya masih sekolah di bangku SD dan SMP dia sering pergi ke rumah nenek untuk mampir dan bercerita banyak hal, meskipun nenek juga sebenarnya tidak terlalu mengerti apa artinya, tapi nenek berusaha mengerti apa yang dia ceritakan, nenek bahkan pernah memeluknya dan ia menangis di bahu nenek saat itu sambil menunjukkan wajah yang sedih...

Kembali ke cerita awal, ketika saya pulang dan bertemu dengannya, saya ingin menyapanya, tapi tiba-tiba saya lupa pada namanya, akhirnya saya hanya kontak mata dan tersenyum padanya, saya mengira dia akan membalas senyum saya, namun ternyata tidak.

Dia berhenti melangkahkan kakinya, dia menyapa saya dan bercerita tentang sesuatu, dia tampak lelah, matanya merah, dan terlihat sedih, dia berbicara bukan dengan bahasa isyarat seperti yang kebanyakan orang bilang di dunia komunikasi, namun dia berbicara mengatakan hal yang saya tidak mengerti sambil memukul-mukul paha dan bahunya, lalu menunjuk-nunjuk ke arah rumah saudara yang ditumpanginya itu, sambil melingkarkan tangan ke leher, jari tengah, dan pergelangan tangan sambil mata melotot, saya tidak tahu apa yang ia katakan...tapi saya berusaha mengerti, dan menebak-nebak sambil mengelus-elus pundaknya, dia mengangguk-anggukkan kepala lalu tersenyum pada saya dan melambaikan tangannya lalu mulai melangkahkan kakinya kembali.

Saya pun melanjutkan berjalan kaki menuju rumah.. di sepanjang jalan saya merenung, tiba-tiba saya galau... saya ingat firman Tuhan hari Sabtu kemarin di ibadah youth Gereja, seorang pembicara mengatakan 1 hal yang saya ingat terus sampai sekarang, yaitu :
GALAU + RESPON Positif = HASIL Positif 


Akhirnya..setelah saya bergalau-ria, saya mendapat 1

Wednesday, May 2, 2012

CERPEN : #Part 1

"Aku sayang kamu.." katanya.
"Aku juga sayang kamu.." balasnya.

Beberapa bulan kemudian. . .

Mereka bahagia, bahkan sangat bahagia.
Hidup mereka indah, penuh warna, seperti pelangi.
Tak ada hari tanpa canda dan tawa, begitu menyejukkan di hati.

"Aku ingin hidup denganmu selamanya, temani aku sampai akhir hayatku.." pintanya.
"Aku juga  ingin hidup denganmu selamanya, temani aku sampai akhir hayatku juga.." balasnya.

Beberapa bulan kemudian. . .

Mereka hidup semakin bahagia, tak hanya suka, duka pun mereka lewati bersama.
Pelukan hangat, bisikan mesra, belaian lembut, dan kecupan yang manis di pipi.
Tangisan itu pun pernah ada, namun itu semua mampu mereka lewati bersama.
Betapa indahnya hidup mereka...

Namun entah, beberapa bulan kemudian. . .

Semua berubah ketika petir dan hujan yang datang menderu menghantam setiap sisi kehidupan.
Salah seorang di antara mereka tak mampu melangkah lagi...

"Aku ingin mundur sedikit saja, semua ini berat untuk kuhadapi sendiri..."


"Kasihan Slamet kak.."

Siang itu saya dan murid-murid kelas 6 sedang belajar Matematika bersama.. :)
Saya membagi soal dengan cara membuat undi, lalu mereka mengambil undian secara bergantian. Mereka nampak antusias sekali siang itu, saya hanya membuat cara belajar yang berbeda dari biasanya supaya mereka tidak bosan belajar Matematika. Dan sepertinya cara itu berhasil, mereka sedikit mengeluh karena soal-soalnya yang sulit, tapi mereka langsung cepat-cepat mengerjakan soal-soal tersebut lalu menuliskan cara dan jawabannya di papan tulis secara berurutan dan bergantian.

Kami mengerjakan soal itu bersama-sama. Saya melihat dari kejauhan si Slamet yang duduk paling pojok kanan belakang, tampak kesulitan mengerjakan soal-soal itu, dia hanya menggaruk-garuk kepala... Saya sedikit gemes saat itu, akhirnya saya memancing supaya mereka semakin bersemangat mengerjakan soal, yaitu dengan cara : memberikan hadiah cokelat kepada siapa saja yang lebih cepat mengerjakan soal-soal itu dari saya. Mereka bertambah semangat saat itu, tak terkecuali Slamet, dia mulai serius mengerjakan soal-soal itu. Akhirnya...

Setelah selesai memeriksa semua cara dan jawaban mereka, saya membagikan hasil pekerjaan mereka. Karena saat itu saya meninggalkan kelas sebentar untuk membeli cokelat di toko sebelah sekolah, akhirnya anak-anak mampu mengalahkan saya, mereka lebih cepat mengerjakan. Kecuali ada 1 orang yang belum selesai...yaitu si Slamet. Semua cokelat sudah habis, dan hanya 1 orang yang tidak dapat cokelat, yaitu di Slamet. Tiba-tiba datanglah si Krishna, anak yang suka cari perhatian di kelas, suka menjahili teman, suka ramai di kelas, suka mengeluh, dan sedikit sombong karena dia adalah anak dari salah seorang guru di sana. Saya memakluminya, namun kali ini dia berani menghampiri saya dan protes sambil berkata :
"Kak Tika, kasihan Slamet lho! Masa dia nggak dapet cokelat, kak Tika gimana sih???"
Saya mengatakan kepada Krishna bahwa cokelatnya sudah habis, lagipula tadi perjanjiannya yang dapat cokelat hanya yang mampu menyelesaikan soal lebih cepat dari saya. Lalu saya berkata :