Sunday, May 6, 2012

Si Bisu Menyapaku...

Malam telah larut, mama meminta saya untuk pergi ke toko untuk membeli sesuatu. Setelah saya membeli semua pesanan mama, saya segera pulang.

Di tengah perjalanan saya bertemu dengan seorang wanita paruh baya, namanya Giantini, ia berjalan dengan begitu cepat ke arah sebuah toko sembako, dia adalah salah seorang tetangga saya yang sudah berusia kepala 4 namun belum juga menikah, dulu ia tinggal bersama ibunya, namun setelah ibunya meninggal ia tinggal bersama salah seorang saudaranya yang memiliki 3 anggota keluarga.

Kata nenek hidupnya sangat sengsara, karena saudara-saudaranya sangat membencinya, saya tidak tahu apa penyebabnya, tapi munkgin mereka membencinya karena ia bodoh, tidak bisa bicara. Bahkan nenek pernah bercerita salah seorang saudaranya yang jahat pernah mengerjai dia hingga jari manis tangan kirinya putus.

Saya masih ingat betul, dulu waktu saya masih sekolah di bangku SD dan SMP dia sering pergi ke rumah nenek untuk mampir dan bercerita banyak hal, meskipun nenek juga sebenarnya tidak terlalu mengerti apa artinya, tapi nenek berusaha mengerti apa yang dia ceritakan, nenek bahkan pernah memeluknya dan ia menangis di bahu nenek saat itu sambil menunjukkan wajah yang sedih...

Kembali ke cerita awal, ketika saya pulang dan bertemu dengannya, saya ingin menyapanya, tapi tiba-tiba saya lupa pada namanya, akhirnya saya hanya kontak mata dan tersenyum padanya, saya mengira dia akan membalas senyum saya, namun ternyata tidak.

Dia berhenti melangkahkan kakinya, dia menyapa saya dan bercerita tentang sesuatu, dia tampak lelah, matanya merah, dan terlihat sedih, dia berbicara bukan dengan bahasa isyarat seperti yang kebanyakan orang bilang di dunia komunikasi, namun dia berbicara mengatakan hal yang saya tidak mengerti sambil memukul-mukul paha dan bahunya, lalu menunjuk-nunjuk ke arah rumah saudara yang ditumpanginya itu, sambil melingkarkan tangan ke leher, jari tengah, dan pergelangan tangan sambil mata melotot, saya tidak tahu apa yang ia katakan...tapi saya berusaha mengerti, dan menebak-nebak sambil mengelus-elus pundaknya, dia mengangguk-anggukkan kepala lalu tersenyum pada saya dan melambaikan tangannya lalu mulai melangkahkan kakinya kembali.

Saya pun melanjutkan berjalan kaki menuju rumah.. di sepanjang jalan saya merenung, tiba-tiba saya galau... saya ingat firman Tuhan hari Sabtu kemarin di ibadah youth Gereja, seorang pembicara mengatakan 1 hal yang saya ingat terus sampai sekarang, yaitu :
GALAU + RESPON Positif = HASIL Positif 


Akhirnya..setelah saya bergalau-ria, saya mendapat 1
pelajaran yang sangat berharga :
Taukah? Terkadang kita lupa akan 1 anugerah Tuhan yang Ia berikan pada kita. Yaitu dapat berbicara, memang kedengarannya sangat sepele...namun ini adalah salah satu talenta yang Tuhan berikan kepada setiap anak-anak-Nya.
Dengan mulut yang dapat berbicara, kita dapat menguatkan orang lain yang sedang lemah, menasihati orang lain yang jalannya menyimpang, mengingatkan orang lain yang lupa, menghibur orang lain yang sedih, memotivasi orang lain yang sedang patah semangat, bersaksi atau menyaksikan kasih Tuhan dalam hidup kita, atau mungkin menunjukkan jalan kepada seseorang yang tersesat... 


Giantini, dia tidak bisa berbicara, namun ia tetap mengatakan apapun yang ia ingin katakan sekalipun orang lain tak mengerti apa artinya. Meskipun ia bisu, ia tetap mau menyapa orang lain, ia bahkan pergi ke rumah tetangga-tetangganya meskipun hanya sekedar mampir sebentar, meskipun saudara-saudaranya membencinya, namun ia tidak pernah berusaha membalas perbuatan jahat saudara-saudaranya. Ia tetap menjadi anak yang berbakti pada keluarga.


Bagaimana dengan kita???
Kita masih diberi mulut yang bisa bicara dengan sangat baik, bahkan mungkin kita juga dapat berbahasa asing, atau bahkan kita bisa bernyanyi dengan merdu, bermain drama dengan intonasi suara yang penuh penghayatan, dll. Namun sudahkah kita memakai mulut kita dengan bijaksana? Ataukah selama ini kita malah memperkatakan hal-hal yang sia-sia dan tak berguna? Memperkatakan hal-hal yang buruk/negatif? Menjelek-jelekkan orang lain? Mengejek orang lain? Menghina orang lain? Berkata kotor? Taukah semua itu tidak akan membuat hidup kita menjadi lebih baik...justru hanya akan membuat kita tampak bodoh, pastilah hal itu mendukakan hati Tuhan, dan tentunya menjadi batu sandungan untuk orang lain. Memang tidak mudah untuk menggunakan mulut dengan bijaksana, saya pun mengakuinya, untuk itu mari kita belajar bersama-sama !!! :)


"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."
Roma 12:2 


"Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan."
Amsal 15:2




0 comments:

Post a Comment