Tuesday, November 15, 2011

"Kok yang Tersenyum"


Waktu itu aku masih duduk di bangku SMP..
mungkin kelas 7,
hari itu ada mata pelajaran Olah Raga,
karena Pak Guru tidak bisa hadir, maka kami free!
boleh berolahraga apa saja yang kami mau.
namun sayangnya saat itu aku hanya bisa duduk diam,
duduk diam dan melihat teman-temanku yang lain berolahraga.
ada yang bermain basket, sepakbola, lempar lembing,
bola pingpong, catur, dan bulutangkis.
aku ingin sekali bermain bulutangkis,
tapi temanku tidak mau bergantian denganku.
"baiklah, tak apa."
terkesan cuek, tapi itulah aku saat SMP.

saat itu matahari begitu terik,
jam menujukkan pukul 13.30,
dan bel tanda pulang sekolahpun berbunyi..
siang itu tak seperti biasa,
semua teman-temanku sudah dijemput,
aku sendirian di parkiran dan menunggu mama menjemputku,
tak lama aku mendengar suara riuh dari anak-anak SD di semping SMPku.
mereka berlarian kesana kemari, berteriak keras, merengek-rengek,
dan tak ada seorangpun yang diam di antara mereka.
"Dasar anak kecil!"
itulah yang ada di benakku saat itu.
aku meremehkan mereka, mungkin itu singkatnya.
Namun apa yang kualami sungguh merubah 180 derajat pikiranku!

Saat itu, ketika aku sangat bosan menunggu di parkiran sendirian..
Tiba-tiba kulihat dari kejauhan,
datanglah seorang anak laki-laki menghampiri ibunya,
kira-kira kelas 3 SD, ganteng menurutku, kulitnya kuning langsat,
rambutnya hitam, ada lesung pipi di wajahnya.
Dia membawa 2 raket dan 1 kok di tangannya,
tampaknya dia mengatakan sesuatu pada ibunya,
namun ibunya hanya membalas dengan gelengan kepala.
anak kecil itu diam dan berbalik, entah sepertinya dia melihatku.
lalu perlahan dia mulai melangkahkan kaki ke arahku.
"kakak, main bulutangkis sama aku yuk!" katanya sambil tersenyum,
aku sangat kaget saat itu, dan aku melihat ke arah ibunya,
ibu anak kecil itu hanya menganggukkkan kepala ke arahku.
entah apa artinya, tapi sepertinya aku harus menuruti keinginannya.
Keinginannya untuk ikut bermain bulutangkis dengannya.
namun dalam hati aku berkata :
"hehehe..akhirnya bisa main bulutangkis juga, meskipun sama anak kecil,
nggak kenal lagi, SKSD banget ni anak, nggakpapalah!"
lalu aku membalasnya dengan tersenyum dan menjawab "oke!"
dan diapun tersenyum sembari memberikanku raket berwarna hijau..

singkatnya, kami bermain bulutangkis bersama di parkiran.
banyak mata yang melihat, ada beberapa yang menertawakan saat itu,
karena anak kecil ini ternyata tidak pandai bermain bulutangkis,
akhirnya aku harus bercapek-capek ria mengajarinya,
lalu berkali-kali mengambil kok yang terus jatuh,
terus jatuh ke tanah, tidak ke udara, "hahaha.." kami tertawa bersama.
Mungkin aku capek saat itu, tapi aku senang.
aku senang bisa bermain bulutangkis dengannya,
aku senang bisa melihat tawanya yang polos,
aku senang bisa mengajarinya bermain bulutangkis,
hingga akhirnya ibunya datang..dan mengajaknya pulang.
inilah yang kulihat :
wajahnya berubah cemberut, lalu berjalan perlahan menghampiriku,
dan mengambil raket hijau itu dari tanganku..
ibunya tersenyum ke arahku, dan mereka pergi menjauh dariku.

Aku kembali duduk dan menunggu mama di parkiran.
namun tak lama kemudian..
anak laki-laki itu berlari menghampiriku,
tebak apa yang dia lakukan?!...
Dia memberikanku sebuah kok yang kami pakai bermain bulutangkis tadi.
sebelum dia memberikannya, kulihat dengan mataku sendiri.
dikeluarkannya sebuah pena, dan ia menggambarkan sesuatu di ujung kok itu.
Wajah yang tersenyum, itulah yang digambarkannya.
sembari memberikan kok itu dia berkata "terima kasih ya kak.."
Sungguh, mulai saat itu, aku mulai menyukai anak-anak.
aku tidak lagi menganggap remeh anak-anak.
Sebagai pengingatku, aku menyimpan kok itu sampai sekarang.
Dan aku memajangnya di meja belajarku :)

Pernah, saat aku kelas 11 ..
saat itu mama melakukan bersih-bersih massal.
sehingga semua barang-barang yang tidak penting harus disingkirkan.
mama melihat kok itu di meja belajarku, dan mama membuangnya.
ketika aku pulang, aku mencari-cari kok itu.
dan aku menemukannya di tempat sampah..
aku mengambilnya, mencucinya, dan menjemurnya,
setelah kering, aku memajangnya lagi di meja belajarku.
"mama pasti yang buang kok itu ya?" tanyaku,
"iya, kok uda gripis gitu disimpen,
kamu juga uda ngga pernah bulutangkis kan? ya mama buang." jawabnya,
"mama jangan buang kok ini lagi, kok ini ada kenangannya.."
mama membalas dengan anggukan.

Sebegitu berharganya "Kok yang Tersenyum" ini bagiku,
sampai saat ini, tiap kali aku melihat kok ini..
aku pasti tersenyum :)


Matius 18:10 
"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini.
Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga
yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga."

0 comments:

Post a Comment