Wednesday, January 16, 2013

Setapak Bersama Sampahku



Yang kiri celana agak pendek, namanya EMAN, yak kanan celana agak panjang, namanya VANI.. Siang itu, sepulang dari meeting bersama teman-teman sepelayanan di LIDIA (Layanan Injil Dan Ilmu bagi Anak Indonesia), sore..kira-kira jam.15.30, saya melintas di daerah Galunggung kota Malang, kaget gara-gara ada orang tua yang bertubuh pendek memanggul kebo (baca: karung besar)* .. Saya kasihan karena melihat yang dipanggul itu besar sekali karungnya, dan ditambah lagi dia tidak memakai alas kaki.. Waktu itu saya lapar sekali, ingin cepat pulang.. tapi hati ini terus bergejolak, akhirnya saya memutuskan untuk mengikutinya dari jauhhh..lalu perlahan mendekat...

(sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih untuk ce Y*** yang sudah memberikan motivasi sehingga saya melanjutkan menulis pengalaman ini, hehe..)

Oke deh! Nah.. singkat cerita, ketika saya mendekat dan hendak berhenti..ternyata mobil di belakang saya terus membunyikan klaksonnya tanda saya harus lebih cepat melaju, akhirnya dengan terpaksa saya tancap gas dan semakin cepat melaju, namun..saya berputar arah berbelok ke arah orang tua itu, dan saya sangat terkejut! karena ternyata itu bukan seorang kakek-kakek, tapi seorang anak laki-laki yang masih kecil, mungkin usianya 7 tahun. Saya melihat..dia memegangi perut sambil melihat restoran yang ada di deretan ruko-ruko itu, ya..saya tahu pasti dia lapar, akhirnya sambil menunggu dia menyeberang jalan, saya berhenti di depan parkiran sebuah Rumah Makan Padang tempat biasa saya ditraktir sahabat saya, hehe..enak kok dan porsinya buanyakkk :D lalu ketika dia hampir sampai di depan parkiran, saya memanggilnya: 
"dek, kamu sudah makan belum?" (pasang muka SKSD)*
dia menjawab "belum mbak"
akhirnya saya menghampirinya lebih dekat..dan bertanya, "kamu mau makan nasi Padang atau Cilok bakar?" (karena di depan parkiran ada orang jual Cilok bakar dan saya melihat dia merem-melek sambil membau asap cilok yang dibakar aduhai enaknya..wkwkwkkwk)*
kemudian sambil tersenyum dia menjawab "nasa Padang ae mbak! hehe..." 
lalu saya menyuruhnya meletakkan karung besar itu dulu, sebelum saya mengajaknya masuk ke Rumah Makan Padang itu, kemudian ketika sampai di etalase yang penuh dengan makanan enak itu.. perut saya berbunyi krucuk krucuk krucukkk.. saya semakin laparrr..
kemudian saya bertanya padanya "kamu mau makan apa? pilih sendiri ya.."
dia menjawab "nasi ambek Ayam ae mbak.." 
dan tiba-tiba datanglah seorang anak laki-laki seusianya yang wajahnya tampak lemas, tak sadar saya langsung bertanya "kamu mau makan juga?" 

lalu dia membalas dengan anggukan sambil tersenyum..
saya langsung berpikiran *jangan-jangan sebentar lagi teman-temannya yang lain datang dan pasang muka lemas juga di depan saya ya Tuhannn...*
yaaa akhirnya saya melihat isi dompet saya, jeng jeng jeng jenggg...!!! ternyata hanya cukup untuk membeli 2 porsi nasi Ayam Padang saja, *saya langsung berdoa, Tuhan jadilah kehendak-Mu, amin. hehe...* akhirnya saya memesan 2 porsi nasi Ayam Padang itu dan segera membayarnya. Mas-mas yang menyiapkan pesanan itu terheran-heran melihat kami..
(kenapa ya???)* mungkin ini baru pertama kalinya dia melihat pemulung makan di situ...hihihi

Ohya, mereka tidak mau makan di sana, mereka mau membawanya pulang, katanya mereka mau makan dengan yang lainnya di rumah. Lalu saya segera pergi, dan mereka pun mengucapkan terima kasih.
Segera saya menancap gas dan pergi...kira-kira 100meter kemudian , saya penasaran siapa nama mereka. akhirnya saya putar arah lagi..dan saya menyusul mereka yang rupanya sudah berjalan kira-kira 20meter.
Lalu saya memanggil mereka, dan bertanya siapa nama mereka.. namanya Eman dan Vani. mereka sempat meminta no.HP saya, tapi sampai sekarang mereka belum pernah menghubungi saya/mengirim pesan. hmmm...saya sudah menanyakan no.telp mereka yang bisa dihubungi, tapi mereka bilang mereka lupa (pura-pura lupa..atau memang tidak ada no.yg bisa dihubungi ya? hmmm...:/ ) yaaa...saya hanya berharap suatu saat kami bisa bertemu lagi. Mereka bilang mereka harus segera bekerja, kalau mereka tidak cepat-cepat nanti bisa bahaya... yaaa apapun itu, sepulang dari situ perut saya tidak berbunyi lagi, alias saya sudah tidak lapar lagi. Uang saya boleh habis, tapi kasih Tuhan yang saya rasakan tidak boleh hanya habis pada diri saya, tapi juga kepada orang-orang di sekitar saya :)

Bersyukur kalau sampai saat ini kita masih bisa sekolah, kuliah, bekerja, bahkan berumah tangga. kita masih bisa tinggal dan hidup dengan cukup, tidak berkekurangan... ketika kita masih merasa kita kurang ini, kurang itu, lihatlah mereka yang ada di pinggiran sana..mereka begitu berkekurangan.. bahkan bukan 1-2 hari, tapi berhari-hari, dan mereka harus melawan semua itu dengan bekerja keras mengumpulkan uang.. Mereka tidak meminta-minta tapi mereka berusaha. Mereka tidak berharap pada orang lain, tapi mereka memaksimalkan kemampuan diri. Bagaimana dengan kita? bukankah kita memiliki Yesus yang menjadi pengharapan dalam hidup kita..? Sudahkah kita mensyukuri segala nikmat-Nya... :)


0 comments:

Post a Comment