What? Acara apa sih ini?
è
Konser Doa Anak Muda, dalam rangka Sumpah
Pemuda. Acara ini bertema: “Kami Siap Membangun Indonesia.”
Who? Siapa yang menyelenggarakan acara ini?
è
JDPPM (Jaringan Doa dan Pelayanan Pemuda
Mahasiswa kota Malang)
è
Didukung oleh : Komisi Pemuda BMGK kota Malang,
BAMAG kota Malang, MYC, One Connection, PMK Kota Malang, Pelayanan Pemuda
Mahasiswa kota Malang & Youth sekota Malang
When? Kapan acara ini diselenggarakan?
è
Pada hari Selasa, 28 Oktober 2014
Where? Dimana acara diselenggarakan?
è
Di Gereja YHS (Yakin Hidup Sukses) Jl. Tenaga
Baru IV/6
Why? Mengapa acara ini diadakan?
è
Sejarah Gereja atau suatu bangsa banyak
dipengaruhi dan diwarnai oleh kegerakan anak-anak muda yang aktif di dalamnya.
Alkitab juga mencatat banyak kisah tentang anak-anak muda yang melakukan karya
dan perbuatan yang luar biasa seperti Yosua, Daud, Daniel, dan masih banyak
lagi yang lainnya. Kemerdekaan Negara Indonesia pun diawali melalui peristiwa
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak awal kesatuan bangsa
melawan penjajah untuk merebut kemerdekaan. Dari beberap contoh di atas
sangatlah jelas bahwa peran anak-anak muda sangat positif dan berdampak besar
dalam membangun gereja dan bangsanya.
Kita juga tahu bahwa sekarang kondisi
perekonomian, social politik, pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia sedang
mengalami krisis yang besar tidak terkecuali juga di Kota Malang tempat kita
tinggal. Tidak hanya berhenti sampai di situ, krisis kepercayaan dan mentalitas
para pemimpin dan juga rakyat menjadi masalah yang fundamental yang sebenarnya
menjadi poin yang harus segera dibenahi sejak sekarang. Hal-hal ini mendorong
generasi muda sebagai generasi penerus bangsa dan kota untuk berbuat sesuatu
bagi pemulihan dan pembenahan diri bangsa. Menyatukan segenap potensi untuk
berdoa dan berkarya adalah salah satu upaya dan bentuk tindakan nyata yang bisa
dilakukan oleh para pemuda untuk kota dan bangsanya.
Oleh karena itu, acara ini diselenggarakan
dengan harapan dapat menimbulkan suatu kesatuan hati di kalangan generasi muda
kota Malang yang erat dan tentunya semakin menumbuhkan kepedulian atas kota
Malang secara khusus dan bangsa Indonesia secara umum. Kami mengajak kita semua
untuk bergandengan tangan menyatakan kemuliaan Tuhan atas kota Malang dan
bangsa Indonesia.
Yeremia 29:7
“Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah
untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.”
Di pintu masuk gedung, tim usher
membagikan Friendship Bracelet for Indonesia (Gelang Persahabatan untuk
Indonesia) dengan jumlah yang disediakan kurang lebih 1.000 gelang, semua anak
muda yang hadir mendapatkan gelang berwarna merah dan putih ini secara gratis,
juga sebuah pembatas alkitab yang berisi nama acara dan di bagian bawahnya
terdapat alamat website JDPPM yang baru saja di launching yaitu www.generasimudangalam.com.
Acara ini diawali dengan pemutaran
video yang di dapat dari youtube.com
tentang generasi muda dari jajaran artis muda Ibukota yang memberikan pesan
semangat untuk mau bersama-sama membangun Indonesia.
Kemudian disambung dengan opening music yang bertema etnis yaitu beberapa
lagu-lagu daerah Indonesia yang di-medley
sehingga menjadi sebuah aransemen musik yang menarik, musik ini menggambarkan
bahwa Indonesia memang memiliki beragam suku namun meskipun begitu mereka semua
tetap satu. Agus Saputera selaku leader dari
tim musik acara Konser Doa ini mengaku dirinya sangat senang dan bersyukur
dapat melayani bersama tim musik dari berbagai Gereja-Gereja yang ada di kota
Malang.
Kamudian disusul dengan pujian
penyembahan dengan lagu-lagu yang berirama cepat yang menambah semangat dari Worship Leader dan Singer beberapa Gereja dari kota Malang. Helena Y.Y. salah satu
Worship Leader mengaku dirinya siap untuk dipakai Tuhan lebih lagi untuk
kegerakan kota dan bangsa Indonesia karena sungguh bangsa ini harus dipulihkan
agar nama Tuhan dipermuliakan.
Seiring semua lagu dinyanyikan,
para penari dari berbagai Gereja pun ikut menari dengan penuh sukacita, bahkan
ada sebuah rencana yang akan segera terealisasi untuk membuat sebuah
perkumpulan para penari-penari Gereja di kota Malang. Citra, pendoa sekaligus
penari mengaku bahwa dirinya merasa sangat senang dan rindu akan adanya
kesatuan para penari-penari Gereja di kota Malang, selain bertambahkan teman
memiliki bidang pelayanan yang sama, mereka juga saling belajar dan bertukar
pikiran tentang gerakan-gerakan tertentu, hal ini begitu berdampak positif
baginya.
Lalu tiba saatnya Bpk. Fabianus
maju dan memberikan tantangan kepada semua yang hadir apakah generasi muda
sekarang siap untuk membangun Indonesia, apakah siap untuk keluar dari zona
nyaman, apakah siap untuk berkorban demi bangsa Indonesia.
Pertanyaan-pertanyaan itupun dijawab dengan serentak oleh semua anak muda yang
hadir dengan acungan tangan kanan yang diangkat lebih tinggi dari kepala.
Kemudian sebuah film berdurasi 10
menit ditayangkan di tengah-tengah jemaat, film ini bercerita tentang gambaran
generasi muda yang begitu rusak dan jauh dari Tuhan, namun karena anak-anak
muda yang mau terus berdoa dan bergerak menjadi agent of change sedikit demi sedikit pemulihan dan pembalikan
keadaan itu lahir dan nama Tuhan pun dipermuliakan.
Lalu disusul dengan firman Tuhan
dan sharing kesaksian hidup dari hamba-hamba Tuhan, mereka adalah: Ps. Billy
Zakharian, Ev. Vernando Sihombing S.th, M.A, Andrew Alexander, dan Pdt. Timothy
Parengkuan, keempat pembicara yang naik ke atas mimbar secara bergantian ini
hanya berbicara tidak lebih dari 10 menit. Semua yang mereka sampaikan adalah
kejadian nyata yang terjadi dalam diri mereka.
Seorang perokok yang kini bertobat,
seorang pecandu narkoba yang kini bertobat, seorang pengedar narkotika yang
kini bertobat, seorang pembalap liar yang kini bertobat, seorang yang suka
tawuran dan kini bertobat, seorang pecandu film porno dan kini bertobat,
seorang yang minder dan kini bertobat, seorang yang fatherless dan kini
bertobat, seorang hidupnya rusak namun kini bertobat. Sekarang mereka semua
telah dipakai Tuhan dan menjadi kesaksian bagi banyak orang. Kesaksian mereka
begitu menguatkan banyak anak muda yang hadir, dan membangkitkan semangat untuk
mau berubah meninggalkan cara hidup yang lama, keluar dari zona nyaman dan
mengambil langkah berani untuk menjadi pribadi yang berprinsip teguh dalam
Tuhan. Tepuk tangan riuh yang keras dari para pemuda yang hadir seakan
meruntuhkan tembok-tembok hati yang keras, Tuhan benar-benar bekerja dan para
pendoa pun merasakan dan melihat bahwa Roh Kudus benar-benar hadir dan menjamah
setiap pemuda yang hadir.
Kemudian secara bersama-sama
akhirnya mereka menyanyikan lagu “Kami Siap Membangun Indonesia” , para penari
pun tampil dengan atraksi pengibaran bendera dengan panjang 7 meter di atas
mimbar lalu di bagian atasnya beberapa penari tampil dengan mempersembahkan
sebuah mahkota raksasa yang melambangkan bahwa Tuhan berdaulat penuh atas
Indonesia. Pada bagian lagu ini semua bernyanyi dengan sangat bersemangat, lagu
ini seakan menjadi doa dari setiap anak muda yang hadir. Inilah lirik lagu itu:
“dengarlah suara Tuhan
memanggil kita semua
genapi rencana-Nya
di seluruh Indonesia
membawa s’luruh bangsa
suku kaum dan bahasa
bersujud dan mengaku
hanya Yesus Kristus Tuhan dan Raja
#bangkitlah pemuda seluruh indonesia (2x)
berdiri di hadapan Tuhan dan katakan pada-Nya
kami siap membangun Indonesia.
pandanglah sekitarmu
jiwa-jiwa terhilang
di s’luruh Indo..nesia
yang membutuhkan Yesus
dengarlah suara Tuhan
memanggil kita semua
yang rela menyatakan
Kami siap membangun Indonesia”
Lalu setelah lagu ini berakhir
dilanjutkan dengan pembacaan Ikrar Sumpah Pemuda yang dipimpin oleh Sdr. Ferdi
Billy dari Pulau Rote yang kini berkuliah di kota Malang, dia memimpin dengan
penuh semangat dengan suara yang menggelegar khas generasi muda NTT dan semua
jemaat yang hadir mengikuti dengan serempak.
Kemudian acara dilanjutkan dengan
pembacaan 20 Ikran Generasi Muda yang dibawakan oleh 10 orang yang mewakili
generasi muda di Kota Malang.
Suasana semakin memanas penuh
gelora semangat ketika Sdri. Hetty sebagai sie.Doa memimpin semua generasi muda
yang hadir saat itu untuk berdoa kepada Tuhan dengan pokok-pokok doa yaitu: 1.
Generasi muda kota Malang dan Indonesia, 2. Kota Malang, 3. Bangsa Indonesia,
dan semuanya dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan.
Bpk. Mario David Tobing, S.T., selaku
pengarah acara dan penasehat JDPPM memberitahukan bahwa Friendship Bracelet for
Indonesia (Gelang Persahabatan untuk Indonesia) yang dibagikan ternyata telah
dipakai oleh bapak Walikota kota Malang, Abah Anton di kantor Walikota setelah
selesai upacara Sumpah Pemuda di Balaikota pada pagi hari 28 Oktober 2014,
yaitu beberapa jam sebelum acara Konser Doa dimulai. Tim multimedia pun
memperlihatkan foto-foto ketika Abah Anton memakai gelang tersebut. Bpk. David
mengatakan bahwa Abah Anton menyampaikan dirinya siap untuk terus mendukung
kegerakan-kegerakan positif yang dilakukan oleh generasi muda Kristiani di kota
Malang. Hal ini pun disambut dengan riuh tepuk tangan dari generasi muda yang
hadir malam itu, mereka semua senang karena gelang yang sama pun telah mereka
pakai saat itu.
Acara ini pun berakhir dengan
sebuah pengumuman penting yaitu acara telah dihadiri oleh 600 orang, dan
setelah dikoreksi ternyata kurang lebih 700 orang yang hadir malam itu, semua
yang hadir diharapkan dapat mengikuti rangkaian acara berikutnya yaitu KKR
Mahasiswa Pelajar sekota Malang dengan tema acara “Father’s Heart” yang akan
diadakan pada 22 November 2014 pkl.17.00 di ballroom hotel Gajahmada – Jl. Dr.
Cipto Mangunkusumo No.17 Malang, selain itu juga agar pemuda kota Malang dapat
mengakses website www.generasimudangalam.com
yang sangat bermanfaat karena berisi artikel-artikel rohani, info-info acara
dari berbagai Gereja, lowongan pekerjaan, dan masih banyak lagi konten-konten
menarik yang bermanfaat lainnya.
Seluruh rangkaian acara ini tidak
lain adalah milik Tuhan, seluruh panitia dan pelayan percaya bahwa apapun yang
terjadi adalah yang terbaik yang Tuhan ijinkan terjadi, yaitu agar Generasi
Muda dipakai Tuhan dengan dahsyat dan ajaib agar nama Tuhan Yesus
dipermuliakan.
Oleh:
Mustika Ayu N.W,
(Tulisan ini sudah dicetak di Majalah Gloria Edisi bulan November 2014)