Monday, June 3, 2013

CINTAMU MIE INSTAN atau NASI GORENG?

CINTA itu hal yang indah, semua orang mengatakannya
tapi CINTA juga hal yang menyakitkan, semua orang pun mengakuinya..

jadi kesimpulan saya: "CINTA adalah sesuatu yang indah namun menyakitkan, dan CINTA adalah sesuatu yang menyakitkan namun indah..."

2 pernyataan ini saya gabungkan menjadi 1 kalimat dengan kata sambung "dan" ..
bukan tanpa arti, tapi ketika saya hanya menulis "CINTA adalah sesuatu yang indah namun menyakitkan" , maka yang terbersit dalam pikiran kita adalah: CINTA itu pada akhirnya hanya menyakitkan.
dan begitu pula sebaliknya, jika saya hanya menulis CINTA adalah sesuatu yang menyakitkan namun indah", maka yang terbersit dalam pikiran kita adalah: CINTA itu pada akhirnya pasti indah.


Maka sangatlah adil jika saya menuliskan keduanya bersamaan dalam 1 kalimat dengan kata sambung "dan",
yang berarti keduanya ada di derajat yang sama, dan tidak mungkin hanya keindahan yang kita alami, namun juga kesakitan yang pasti kita alami. Begitu kreatifnya Tuhan membuat cinta itu dalam setiap diri kita, tidak dibuat-Nya cinta itu instant seperti mie yang kita masak hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu. namun Dia membuat cinta yang ada dalam diri kita ini seperti Nasi Goreng, berasnya harus dicuci dulu, dimasak dulu dengan takaran air yang pas, bumbunya dari bahan-bahan alami yang harus dikupas dulu, di cuci dulu, di potong-potong, dicincang, dirajang, ditumbuk, dihaluskan, digeprak, digoreng di atas wajan, kemudian dicampur dengan nasi yang sudah matang tadi, di tambahkan saus dari tomat dan sambal yang tentunya juga melalui proses yang tidak kalah rumitnya, kemudian dicampur dengan suwiran ayam goreng, rebusan udang, telur dadar, dan disajikan di atas piring dengan taburan bawang goreng di atasnya..
hmmm...membayangkannya saja membuat saya jadi ingin makan nasi goreng.

Namun, mengapa banyak orang ternyata suka makan mie instant dari pada nasi goreng? Tentu beragam alasannya, karena harganya murah, karena mudah untuk mendapatkannya, karena membuatnya sangat gampang, dan juga karena iklan-iklan yang dimuat di media cetak dan elektronik yang dilihat mampu mempengaruhi orang-orang sehingga mereka tertarik untuk membelinya. Jauh berbeda dengan nasi goreng, kalau kita bisa memasak sendiri, maka kita harus menyediakan bahan-bahan dan alat-alat untuk memasaknya, dan tentu saja energi serta waktu yang cukup banyak dibandingkan dengan memasak mie instant, namun jika kita tidak bisa memasaknya sendiri, tentu kita harus mencari tempat makan yang menjual nasi goreng tersebut, kita harus mengantri....kita harus bersabar menunggu sang koki memasak pesanan kita..dan terakhir, kita harus membayarnya dengan harga yang tentu saja jauh berbeda dengan harga mie instant tersebut. Kita tidak akan rugi jika lebih memilih makan nasi goreng dari pada mie instant, karena dari segi kesehatan nasi goreng jauh lebih bergizi dibanding dengan makanan cepat saji yang memiliki pengawet seperti mie instant...

Rasa cinta saya kepada Tuhan..selama ini, sepertinya hanya seperti mie instant..
saya mencintai-Nya karena berkat-berkat yang Dia berikan dalam hidup saya, saya mencintai-Nya karena Dia memulihkan keadaan saya, saya mencintai-Nya karena saya diberikan banyak talenta, saya mencintai-Nya karena saya diberikan nilai-nilai yang bagus, karena Dia memberikan sahabat-sahabat yang baik, karena Dia memberikan sukacita dalam hidup saya, karena Dia memberikan saya kesehatan, karena Dia begitu memperhatikan saya, dan hal-hal indah lainnya... dan hilangnya rasa cinta saya kepada-Nya pun juga seperti mie instan, cepat sekali menghilang... hanya karena secuil masalah.

Hanya karena sesuatu yang instant, hanya karena sesuatu yang bersifat sementara, hanya karena sesuatu yang bisa hilang kapan saja.. betapa Tuhan memberikan lebih dari itu, kehidupan yang saya jalani saat ini pun rasanya hanya seperti mie instant, saya menginginkan semua yang saya harapkan dengan mudah, dengan cepat, dengan sesegera mungkin.. cepat mendapat kepintaran, cepat mahir bermain biola, cepat dipulihkan dari perekonomian kelurga yang kurang baik, cepat lulus kuliah, cepat mendapat pasangan hidup yang terbaik, dan cepat-cepat yang lainnya...

Akhirnya apa yang saya dapatkan? Ternyata hanya hal yang sia-sia.Yaitu harapan yang kosong, kekecewaan, kesakitan, keputusasaan, kebingungan, ketakutan, kekhawatiran, kehampaan, kegalauan, kesedihan, kegagalan, kepahitan, kemarahan, dan kerendahan diri yang amat sangat.

Saat ini..ketika saya menulis hal ini, saya sedang berada di studio tempat saya bekerja sebagai penyiar, saya sedang dalam keadaan yang buruk (saya sakit demam semalam, hari ini saya pulih karena Tuhan, namun badan saya masih lemah, bahkan pendengar yang mengaku saya ini adalah penyiar kesayangannya mengatakan suara saya "lembut" sekali malam ini, maksudnya sangat lemah dan tidak seperti biasanya, bukannya saya memaksakan diri untuk siaran malam ini, tapi memang dari ke-12 rekan saya yang lain tidak ada yang bisa menggantikan saya siaran..) Tadinya saya berpikir ini adalah keadaan yang buruk, namun ketika saya percaya saya ada dalam rancangan Tuhan yang indah, saya yakin keadaan yang buruk ini adalah hal yang Dia ijinkan terjadi sebagai bagian dari proses Tuhan menjadikan saya memiliki cinta yang seperti Nasi Goreng, bukan Mie Instant !

Tadi pagi saya bersaat teduh, dan saya membaca sebuah ayat dari Titus 2:11-15
2:11 Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
2:12 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
2:13 dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,
2:14 yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
2:15 Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.


Pada intinya semua yang saya dapat lakukan adalah HANYA OLEH KARENA ANUGERAH-NYA SEMATA..
Bukan karena usaha dan upaya yang saya lakukan, bukan karena apa yang ada dalam hidup saya..bukan! Namun jika saya hanya menggunakan usaha saya sendiri, kekuatan saya sendiri, maka itu artinya saya tidak menggunakan anugerah-Nya, dan itulah sebabnya saya jatuh dan gagal, saya sakit dan kecewa, saya galau dan sedih, saya menderita dan ketakutan. 

Yaaah...siapapun anda yang membaca catatan di blog saya ini, jika mungkin anda dalam keadaan yang sama dengan saya, jangan sampai kita terhanyut terlalu dalam... Tuhan Yesus itu setia, Dia Tuhan yang sanggup melakukan semua yang mustahil menjadi mungkin! Kalau selama ini kita hanya mengandalkan diri sendiri, mari kita ubah gaya hidup kita, andalkan Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan, seperti Nasi Goreng yang enak...Masakan Nasi Goreng itu tidak akan enak jika dimasak dengan instant! bayangkan: beras yang belum dicuci, dimasak, itu langsung di taruh di wajan, di campur bawang merah dan bawang putih yang belum dicuci, belum dipotong, digeprak, dihaluskan, dan digoreng, dicampur daging ayam yang mentah, dicampur telur... membayangkannya saja pasti membuat kita jijik bahkan tidak mau memakannya...

Memiliki cinta yang seperti Nasi Goreng, tidak instant...butuh proses...butuh kesabaran...mau melewati perjalanan yang curam, berliku, naik-turun, berbatu, sempit, dan sangaaaaaat jauh.. memang bukanlah hal yang mudah. Cinta yang seperti ini memang indah pada awalnya namun proses membuatnya nampak menyakitkan, meskipun ini menyakitkan namun pasti akan indah pada akhirnya....




0 comments:

Post a Comment