
Ketika berlatih, saya mengeluarkan semua tenaga saya untuk memberikan yang terbaik layaknya saya tampil bukan latihan, keringat semakin terkuras, dan tiba-tiba parut saya sakit, rasanya seperti diperas, dipelintir-pelintir, sakit sekali. Tapi karena saya bertekad untuk berlatih dengan sungguh-sungguh saat itu, saya menahan rasa sakit itu, saya alihkan pikiran pada latihan, pada gerakan-gerakanm itu, pada bendera-bendera itu, sepertinya cara itu berhasil. Lalu saya kembali berlatih, rasa sakit itupun semakin berkurang. Selesai latihan saya langsung mempersiapkan diri untuk mengikuti ibadah remaja di Gereja, ketika ibadah selesai kami semua membereskan karpet, bantal , dan membenahi bendera-bendera yang tidak rapi, ketika itu tangan saya gemetar, tiba-tiba perut saya sakit luar biasa, saya berusaha menahannya sembari menundukkan kepala, saya tidak ingin teman-teman saya tahu, akhirnya saya menahan sampai mereka semua pulang, saya sudah tidak kuat lagi, akhirnya saya membaringkan tubuh di sofa ruang tamu Gereja, tidak ada yang tahu saat itu, saya berniat ingin menumpang salah seorang teman saya, tapi ternyata dia pulang tanpa memberitahu saya, ternyata dia terburu-buru pulang karena orang tuanya menyuruhnya untuk segera pulang, sehingga dia tidak sempat untuk memberitahu saya, akhirnya saya berniat untuk menumpang teman-teman saya yang lain. Ternyata mereka masih sibuk berlatih, saya bermaksud untuk menunggu sambil berbaring, tak lama kemudian rasa sakit itu mulai berkurang, saya berpikir saya mau pulang naik angkutan kota saja, akhirnya saya menunggu angkutan kota di depan Gereja ditemani seorang petugas parkir, sambil duduk di kursi kayu panjang itu. Tapi tiba-tiba rasa sakit itu kembali muncul, dan bertambah parah, saya menangis di sana, lalu petugas parkir itu mengajak saya untuk duduk di dalam Gereja saja, supaya saya tidak kena angin malam yang dingin, dan supaya saya bisa membaringkan tubuh di kursi Gereja, tapi saya tidak mau saat itu.. Saya ingin naik angkutan kota, titik . Tapi tidak ada satupun angkutan jurusan yang menuju daerah rumah saya, adapun 1 yang lewat tapi saya tidak melihatnya karena saat itu saya menundukkan kepala karena rasa sakit yang luar biasa, lalu tiba-tiba datang seorang tante yang baik hati, baliau menawarkan untuk mengantar pulang, tapi saya sungkan saat itu, dan lagipula rumah kami tidak