Wednesday, April 18, 2012

What i say is what i hope..

Ini bukan saat yang tepat untuk GALAU .
Ketika perasaanmu mempermainkanmu dengan segala keinginan yang membabi buta, ingat kau bukan budaknya ! Terutama ketika saat ini kau takut, khawatir, sedih, dan merasa rendah diri..
#JANGAN MAU JADI BUDAK PERASAAN

Kalimat ini saya tulis di wall Facebook kemarin, karena 3 hal :
1. Saya sedang galau berat
2. Saya ingat sahabat saya pernah memotivasi saya dengan kalimat ini: "Jangan mau jadi budak perasaan!"
3. (nanti saya beritahu...)

Ketika saya baru kecelakaan, beberapa hari kemudian seorang sahabat datang mengunjungi saya, Sam datang sendirian siang itu, padahal dia sedang sakit, badannya penuh bintik2 merah, dan padahalnya lagi, kami sudah hampir 1/2 tahun tidak pernah bertemu, siang itu saya dikejutkan dengan semua guyonan dan lelucon yang Sam lontarkan, kami tertawa bersama siang itu, dan saya bersyukur untuk sukacita yang saya rasakan di tengah kesakitan saya, sampai pada akhirnya Sam membluetooth gambar ini sebelum dia kembali bekerja:
Saya tersenyum melihat gambar yang dia kirim ini, setelah dia pulang, saya langsung membagikan gambar ini lewat MMS kepada teman-teman dan sahabat-sahabat saya yang lain. Namun saya tidak terpikir untuk membagikannya di Twitter, Facebook, atau Blog. Baru malam ini, sungguh..malam ini. 

Faktanya...
Facebook , Twitter, dan BBM :
1. menjadi "tempat sampah" setiap orang, semua hal yang kotor ada di sana,
2. menjadi "ajang curhat" setiap orang, semua bentuk emosi ada di sana,
3. menjadi "pihak ke-3 dalam doa" , setiap orang bisa berdoa sesuka hati di sana,
4. menjadi "kebutuhan terpenting melebihi sandang, pangan, papan" , setiap orang bisa tidak ganti baju berhari-hari, tidak makan dari pagi-malam, tidak tidur hingga ayam berkokok,
5. menjadi "sahabat temporal" , seseorang merasa nyaman ada di dekatnya, karena hanya mereka yang mampu menerima segala kekurangan dan kelebihannya, namun itu hanya sementara, karena jika pulsa/uang/bonus/baterai sudah habis, kita tidak akan bisa mengaksesnya,
6. menjadi "tempat pamer" , setiap orang suka menjadi eksis, setiap orang ingin diterima, namun terkadang cara pamer itu disalahgunakan sehingga kebanyakan orang dibuat rusak sampai bobrok olehnya,
7. menjadi "teman yang menyesatkan" , seseorang menjadi lupa waktu, lupa berdoa, lupa ibadah, lupa keluarga, lupa pacar, lupa sahabat, lupa teman, lupa tugas, lupa mandi, lupa gosok gigi, dan lupa-lupa yang lainnya, akibatnya kita menjadi sesat arah, menjadi batu sandungan dimana-mana, dan tentunya hal ini sangat mengecewakan Tuhan..
Namun...
Facebook Twitter, dan BBM juga :
1. menjadi "obat yang cukup mujarap" ketika ada tulisan yang membangun, dan seseorang yang sedang 'jatuh' membacanya, maka pasti tulisan itu menjadi kekuatan, sehingga ia dapat bangkit kembali,
2. menjadi "sekolah praktis" setiap orang, semua yang ada di sana bisa belajar banyak hal, tentunya melalui semua posting yang berbau positif, (gambar, video, tulisan, dll.),
3. menjadi "wadah pemersatu" suatu perkumpulan, kita bisa menjaga proximity perkumpulan kita melalui mereka, meskipun jarang bertemu secara langsung, tapi setidaknya yang terpenting adalah sering berkomunikasi, dengan begitu suatu perkumpulan dapat tetap bersatu karena mereka membuatnya dekat,
4. menjadi "cctv kecil" setiap orang, di sana seseorang bisa mengetahui dengan mudah informasi yang ingin diketahui, hal ini juga sering dimanfaatkan oleh banyak organisasi untuk memantau kehidupan sosial anggotanya,
5. menjadi "sarana untuk mengetahui kepribadian" , dengan mudahnya seseorang bisa mengetahui bagaimana sifat dan karakter seseorang, tentu saja lewat semua hal yang diposting olehnya dan juga melalui setiap feedback yang ada, semua itu menggambarkan kepribadian seseorang,
6. menjadi "sarana untuk berbagi" setiap orang, membagikan hal-hal yang positif tentunya akan memberikan dampak yang positif pula,
7. menjadi "senjata ampuh untuk bersaksi" setiap orang, pada dasarnya sama dengan berbagi, namun bersaksi memiliki makna yang jauh lebih dalam, setiap pengalaman menarik hidup kita bersama Tuhan akan menjadi lebih berarti jika kita mau menyaksikannya pada mereka, lagipula Tuhan pun menginginkan hal itu.

Jadiii..
apa hubungannya dengan gambar di atas???
Jika dibaca, maka akan menjadi :
(A) "Hanya kepada Jesus Christ aku mengadu" 
karena tulisan Facebook, Twitter, dan BBM disilang garis merah di sana.
coba renungkan apa arti kata "mengadu...."
tidak ada yang melarang kita untuk mengadu pada Facebook, Twitter, dan BBM,
namun jika memang seperti itu, maka seharusnya menjadi :
(B) "Hanya kepada Facebook, Twitter, dan BBM aku mengadu" 
Lalu mana yang betul...? yang A atau yang B...? :)

Kembali pada tulisan saya paling atas, salah satu alasan saya menulis status itu di wall Facebook saya adalah karena saya sedang GALAU.. ! Kebiasaan teman-teman saya di kampus, jika sedang galau pasti kebanyakan dari mereka update status/tweet di jejaring sosial favorit mereka, saya pun melihat banyak juga anak-anak SD, adik-adik SMP, dan kawan-kawan SMA melakukan hal yang serupa. (1)Dari mana GALAU itu datang? Dari perasaan kita sendiri, baik itu karena dorongan internal maupun eksternal, tetap yang menentukan adalah diri kita sendiri. (2)PERASAAN seperti apa yang membuat seseorang menjadi galau? Semua perasaan yang membawa dampak negatif pada diri seseorang; takut, khawatir, sedih, rendah diri, dll. (3)Bagaimana dengan seseorang yang GALAU terus-menerus? Seseorang yang galau terus-menerus itu artinya dia berhasil diperbudak oleh perasaannya sendiri, padahal seharusnya perasaaan-lah yang diatur. Bukan seseorang yang diatur/diperbudak oleh perasaan. Jadi di sini, akar permasalahannya ada pada kata PERASAAN GALAU, semua orang pasti pernah mengalaminya. Namun untungnya, dalam ke-GALAU-an itu memang "Hanya kepada Jesus Christ aku mengadu" , hasilnya :
1. Saya diberi-Nya damai sejahtera di hati
2. Saya lebih bersemangat menjalani sepanjang hari itu setelah saya mengadu pada-Nya
3. Saya kuat menghadapi ujian dan pencobaan lain yang datang di hari itu
4. Ke-GALAU-an saya diganti-Nya dengan SUKACITA !
5. Saya bisa update status di wall Facebook seperti itu :)
Jadi seperti itulah hasilnya, dibandingkan dengan mengadu di Facebook, Twitter, ataupun BBM, yang pernah saya lakukan sebelumnya, hasilnya sangat jauh berbeda.. Lalu bagaimana dengan Facebook, Twitter, dan BBM itu? Menggunakan mereka dengan sebijak mungkin, tidak menjadi batu sandungan, dan menjadikannya sarana untuk menjadi berkat, hal-hal positif apapun itu, asal tidak mengecewakan Tuhan, itu baik :)

Semoga corat-coret saya ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya, Tuhan Yesus memberkati :) Ohya, saya akan menepati janji saya untuk memberi tahu alasan ke-3 saya menulis status itu di wall Facebook saya, tapi sebelumnya, saya ingin siapapun yang membaca corat-coret saya ini menebaknya dahulu melalui komentar di bawah ini... oke? :) 


0 comments:

Post a Comment