Thursday, December 28, 2017

MAKNA NATAL BAGIKU SECARA PRIBADI




"dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan." 
-Lukas 2:7-

Dulu saya pernah berperan sebagai Maria dalam drama Natal, tidak mudah memerankannya, karena saya harus berpura-pura sedang hamil dan kelelahan berkeliling mencari penginapan, sehingga akhirnya saya dan suami saya Yusuf harus berbesar hati karena yang kami dapatkan pada akhirnya bukanlah penginapan yang nyaman, namun merupakan sebuah kandang domba..yang bau, kotor, dan dingin..

Beberapa tahun lalu, saya mengingat betul bagaimana saya memerankannya, saya yang waktu itu memerankan diri sebagai Maria yang sedang hamil tua, berjalan tertatih dari satu penginapan ke penginapan yang lain, karena semua penginapan penuh, tidak ada yang tersedia/dapat disewa, semua pemilik penginapan mengatakan:

"maaf, penginapan ini penuh",

 "maaf, tidak ada lagi tempat",

 "maaf, saya tidak bisa membantu", 

"sekalipun di sini ada tempat, namun saya akan mendahulukan mereka yang memiliki banyak uang untuk membayar sewa penginapan",

 "saya tidak peduli apakah istri anda hamil atau akan melahirkan, carilah tempat lain, di sini semua ruangan sudah disewa", 

"sewa penginapan di sini mahal, anda pasti tidak dapat membayarnya",

 "jika istri anda kan melahirkan, mengapa anda tidak pergi saja kepada tabib/bidan?" ,

 "jika istri anda akan melahirkan di penginapan saya, pastilah hal ini akan mengganggu kenyamanan tamu lain, silahkan cari tempat yang lain saja!" ,

 "bagaimana mungkin saya mengijinkan istri anda menginap di sini untuk melahirkan, saya harus repot-repot memanggil bidan ke sini, dan itu tidak murah." ,

 "dulu istri saya meninggal setelah melahirkan, saya tidak mau melihat hal itu terjadi di depan mata saya lagi, saya trauma, pergi saja dari sini/ carilah tempat lain!", 

dan masih banyak lagi jawaban lainnya..yang mungkin tidak terlukiskan dalam Alkitab secara harafiah, namun saya mengira-ngira mungkin seperti itulah jawaban-jawaban yang mereka terima, bukannya bantuan yang mereka dapat..namun jalan buntu yang seakan tidak ada lagi jalan keluar.


sulit sekali bertemu orang baik, apalagi di hari Natal seperti ini. Maksudnya bertemu dengan orang-orang yang rela menolong, yang mau memikirkan kebutuhan orang lain, yang mau berempati terhadap masalah orang lain dan bukan hanya bersimpati, yang memberikan sedikit yang dia punya untuk orang lain, yang mau mengorbankan dirinya demi kebahagiaan orang lain.. Betapa sulitnya kita menemui orang-orang yang seperti itu, di jaman yang serba modern ini, semua orang semakin individualis, sibuk dengan dunianya sendiri, sehingga lebih sedikit berkomunikasi dengan orang lain. bersosialisasi saja jarang, bagaimana mungkin mendengar masalah orang lain, bersimpati, berempati, dan akhirnya berbuat baik untuk menolong.. sungguh miris..

Jika di jaman ini kita masih menemui orang-orang yang baik yang saling menolong satu dengan yang lain, bagiku itu adalah mujizat.. mujizat yang begitu indah, sekalipun pertolongan yang kita dapatkan itu sederhana, tapi setidaknya hati untuk mau menolong sesama itu ada.. bagiku itu adalah benih kebaikan kecil yang dapat tumbuh jika terus disiram dan dipupuk, dibiasakan untuk dilakukan, danmenjadi gaya hidup sehari-hari.. betapa indahnya dunia ini jika kita saling memperhatikan kebutuhan sesama..

Seperti Yesus yang pada akhirnya dilahirkan oleh Maria di kandang yang begitu hina dan sederhana, Alkitab tidak mencatat apakah Yusuf menggerutu karena hanya mendapatkan pertolongan yang seperti itu, Alkitab tidak mencatat Maria menggosip dengan Yusuf tentang pemilik penginapan yang pelit dan hanya memberikan mereka tempat berupa kandang hewan ternak.. TIDAK, Alkitab bahkan tidak mencatat bahwa pemilik penginapan yang meminjamkan kandangnya itu orang yang pelit, karena tidak mau meminjamkan kamar tidur pribadinya dan malah meminjamkan kadangnya saja. TIDAK.

Setiap kebaikan tidak bisa kita nilai hanya dari ukuran besar kecilnya kebaikan yang kita dapatkan, kebaikan adalah tetap kebaikan bagaimanapun bentuknya. Kita tidak bisa menilai orang itu cukup baik atau tidak hanya karena apa yang dapat kita lihat dengan mata. 

Sikap hati Yusuf dan Mariapun patut untuk diteladani, betapa mereka mau berbesar hati menerima kenyataan bahwa bayi mereka yang adalah Raja segala raja itu, harus lahir di kandang yang begitu sangat sederhana..  Mereka mau menerima hal ini, mereka mau melewati proses hidup yang Tuhan rancangkan dalam hidup ini, mereka mau berjuang bersama menghadapi semua ini, terbukti Maria tidak menyalahkan Yusuf karena tidak bisa membawanya ke tempat yang nyaman dan layak.. Maria teguh memegang prinsipnya.

Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu ." 
Lukas 1:38 -

Di moment Natal tahun ini, inilah yang menjadi perenungan saya.. apakah saya sudah menjadi pribadi yang berbuat kebaikan untuk sesama? apakah saya sudah berbuat baik hari ini? saya terus mengingatkan diri saya, tidak apa walaupun itu hanya hal kecil yang bisa saya lakukan, Tuhan tidak melihat besar atau kecilnya kebaikan itu, tapi Tuhan melihat ketulusan hati saya. Tidak perlu takut dinilai rendah orang lain ketika saya hanya dapat melakukan kebaikan yang sederhana/kecil, karena saya hidup tidak berdasarkan penilaian orang lain dan saya hidup bukan karena penilaian orang lain. Saya juga bertanya pada diri saya berkali-kali sebelum saya melakukan sebuah kebaikan, apakah saya benar-benar tulus melakukannya? ataukah hanya supaya saya terlihat baik di depan banyak orang atau dengan kata lain 'pencitraan' saja? 

Itulah sebabnya, saya pun bersyukur dengan perenungan yang begitu dalam yang Tuhan ijinkan untuk saya alami di moment Natal tahun ini. Ini adalah tahun peringatan Natal yang tidak akan pernah saya lupakan.. saya ingin berusaha menjadi orang yang baik dan melakukan hal yang baik untuk diri sendiri dan tentu saja untuk sesama.. Biarlah moment Natal tahun ini juga menjadi perenungan sarat makna dalam hidup kita, karena kisah hidup-Nya di dalam Alkitab pastilah menginspirasi siapa saja yang mau memaknainya.. 




#SELAMATHARINATAL2017
#ININATALPENUHMAKNABAGIKU
#PERENUNGANMALAMNATAL


0 comments:

Post a Comment